Minggu, 08 Mei 2011

KUPU KUPU HITAM


     Seekor kupu-kupu besar berwarna hitam berbintik merah terbang menebar pesonanya di tamanku. Ia hinggap di kembang soka kuning menjadikan warna hitam sayapnya demikian menarik. Disaat aku ingin meraihnya ia hinggap di dadaku, tepat di bagian jantungku berdetak.
     Aku terpana melihatnya begitu dekat sekali dengan diriku. Kupu-kupu hitam besar yang sangat menarik tak terusik oleh gerakan dadaku naik turun menikmati sensasi keindahan dan pesona kehadirannya menghiasi dadaku untuk beberapa saat. Aku ingin meraihnya, namun ia terbang dengan bebasnya, mengepakkan sayap perlahan meninggalkanku dan kemudian hinggap di mawar merah yang penuh duri. Aku menatapnya dengan sedih yang termat dalam. Cemas sayapnya yang indah kan robek oleh duri.
     Aku berusaha menjangkaunya namun tanganku terluka torehan duri mawar. Ia terkejut dan kemudian terbang makin jauh meninggalkanku. Aku hanya dapat menatapnya dengan kepedihan dan kepiluan tanpa mampu mengejarnya karena kakiku terpatri di kursi roda yang akhir-akhir ini menjadi sangga hidupku.
     Hatiku menangis, namun aku merelakannya pergi, "Pergilah, terbang dengan bebas kupu-kupuku sayang. Kepakkanlah sayapmu hingga kau merasa lelah. Terbanglah kemana kau suka. Aku akan tetap menunggumu."
     Disini, di atas kursi roda ini aku mengharap suatu saat kau akan kembali walau hanya sekedar menyapaku, "Selamat pagi, Cinta.”
(catatan khusus tuk adikku, Kinanty)

1 komentar: